Sabtu, 31 Oktober 2009

Zebra Cross

Pasti bingung, kenapa tiba2 judulnya Zebra Cross.
Gw ga akan sok pintar mempermasalahkan, kenapa orang lebih seneng nyebrang sembarangan dibandingkan jalan sedikit ke perempatan untuk menyebrang dengan aman.

Gw hanya akan membahas 5 menit yang indah, yang terjadi di Zebra Cross di antara perempatan Mampang, saat gw memulai hari gw untuk ke kantor hari ini.


Sederhana, tapi, bermakna..


Seperti hari biasanya.. Gw jalan ke kantor naek angkot S11 yang ke arah Ps.Minggu, lalu, turun di perempatan Pejaten Village.
Trus, naek deh bis P20 sampe perempatan Mampang. Jam 12 siang. Panas terik, gerah dan kemacetan di sepanjang Mampang, Duren Tiga dan sekitarnya.

Sesampainya di perempatan Mampang, gw turun untuk menyebrang ke arah TransTV. Ketika sedang menunggu lampu merah menyala, gw menunggu di perbatasan jalan bersama beberapa orang. Ada pemulung, pedagang rokok kaki lima, beberapa anak muda dan seorang Ibu yang sedang menenteng plastik belanjaan serta seorang anak kecil sekitar 4-5 tahun di sampingnya. Anak itu mengintip dari balik badan sang Ibu.
Gw juga merhatiin anak itu sambil memperhatikan keramaian lalu lintas. Ga lama, dia ngintip lagi sambil senyum. Sekitar beberapa menit, hal itu terulang sampai akhirnya kami main "cilukba" berduaan tanpa ada yang memperhatikan.

Wajahnya berseri senang bermain. Tak lama, kami pun nyebrang dan berpisah arah. Gw nyebrang menuju kantor, dan dia nyebrang menuju arah pom bensin Mampang. Anak itu bolak-balik menengok ke arah gw sambil nyebrang. Refleks, gw akhirnya melambaikan tangan ke arahnya. Dia pun menyambut itu dengan ceria dan semangat. Hal itu terus berlangsung sampai kami berdua terpisahkan oleh kaki jembatan fly-over.



Sederhana.. Dan entah kenapa bermakna.


Keceriaannya, keramahannya, lambaian tangannya..
Itu yang membuatku tersenyum terus seperti orang aneh di sepanjang jalan ke kantor.



Terimakasih, Nak..
Kamu telah memberiku pelajaran penting.
Ternyata masih ada keindahan yang sederhana yang bisa kita bagi pada orang asing tanpa harus ada pamrih. Hari ini, gw akan berdoa untukmu, Nak.. Semoga senyum ceriamu, tetap dapat kau pelihara sampai kau besar nanti, ketika semua penat dan tanggung jawab sudah bertengger di pundakmu.
Jaga diri baik-baik. Nikmati hidupmu dengan senyum.
Sekali lagi, terimakasih. Semoga suatu hari nanti, kita bertemu lagi dan semoga, senyum ceriamu masih bertahan di wajahmu.




-Tendean, 31 Oktober 2009-
(1:57pm)

Minggu, 11 Oktober 2009

Kini

Tarikan sesak
Senyum pahit
dan Binaran kecewamu

Kalimat kasar
Keluhan rasa
dan Ketidak-pekaanku

Tak terpungkiri
Tak sempurna
dan Tak tersesali

Aku
Kamu
dan Kini


Jakarta, 11 Oktober 2009
(02:28am)



Jumat, 09 Oktober 2009

Kami, Sekolah dan Anda


Untuk sebuah senyum yang terbagi
dalam sapa hari
Untuk rima keseharian yang tertera
dalam lubuk hati
Untuk hela yang terdera
di setiap kalimat ingkar kami

Terlewati detik yang terkenang
Terjalani langkah sampai saat ini
Syukuri atas hadirmu hingga kini

Terimakasih atas Jasa, Kesabaran dan Cinta
yang terpatri dalam hati kami


Jakarta, 09 Oktober 2009
(06:04pm)